Esensinews.com – Barangkali masih membekas kasus penembakan massal di Las Vegas, Nevada. Pejabat hari menutup penyelidikan terhadap penembakan massal dengan korban tewas paling banyak dalam sejarah Amerika, menyimpulkan bahwa laki-laki bersenjata itu bertindak sendiri, tanpa motif, pada Jumat, (3/8/2018) seperti dilansir dilaman Voaindonesia.
Seperti diketahui pria bernama Stephen Paddock pada Oktober 2017 melakukan penembakan secara brutal. Akibatnya, 58 orang tewas dan melukai lebih dari 800 lainnya dengan menembaki massa penonton konser yang berkumpul di bawah kamar hotelnya di Las Vegas Strip.
Dalam jumpa pers hari Jumat Sherif Clark County Joe Lombardo mengatakan, Paddock adalah laki-laki biasa-biasa saja dengan masalah kejiwaan.
Setelah penembakan itu, Paddock ditemukan tewas dalam kamar hotelnya, resor Mandalay Bay akibat luka tembak yang dilakukan sendiri. Ia berumur 64 tahun.
Penyelidikan selama 10 bulan itu mendapati, teman-teman dan keluarga Paddock melaporkan kondisinya semakin tidak stabil beberapa bulan sebelum penembakan.