Rontoknya Dominasi Negeri Tirai Bambu di Cabang Bulutangkis

ESENSINEWS.com - Sabtu/28/07/2018
Rontoknya Dominasi Negeri Tirai Bambu di Cabang Bulutangkis
 - ()

Catatan : Jerry Massie

Puncak keemasan negeri Tirai Bambu pada cabang olahraga bulutangkis sudah rontok. Buktinya beberapa kejuaraan bulutangkis mulai dari internasional samlai ajang superseries premier tak satu pun mereka meraih juara.

Indonesia kini bersaing dengan Jepang dalam berbagai iven. Seperti pada ajang Indonesia Open 2018 dimana tuan rumah meraih 2 gelar Jepang, Denmark dan Taiwan 1 gelar sedangkan Cina ompong-melompong.

Begitu pula pada turnamen di Malaysia Open awal tahun Jepang keluar sebagai juara umum dengan menggondol dua gelar ganda putri Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi dan ganda putra Kamura/Keigo Sonoda.

Sedangkan pada Singoura Open 2018 kembali Jeoang meraih juara umum dengan merebut dua gelar yakni tunggal putri Sayaka Takahashi dan  Ayako Sakuramoto/Yukiko Takahata. Kembali Cina pulang tanpa gelar.

Padahal pada era 90 sampai 2000-an Cina tak pernah pulang dengan tangan hampa. Semua gelar di borong pebulutangkis mereka.

Sejauh ini Indonesia dan Jeoang sama-sama sudah mengoleksi 7 gelarWorld Tour Series 2018 disusul Denmark dengan 5 gelar. Cina baru meraih 3 gelar bersama Taiwan.

Pada Yonex Denmark Open Super Series Premier 2013 yang berakhir di Odense, Denmark Cina memborong 4 gelar, Begitu pula Cina Master 2013 mereka meraih 3 gelar juara. Cina juga begiru perkasa pada kejuaraan Makau Open 2016. Mereka meraih 4 gelar.

Namun di era ini Cina tak punya pemain seperti tahun sebelumnya. Chen Long dan Lin Dan prestasi mereka terbilang buruk. Barangkali faktor usia. Disektor tunggal putri prestasi juga sangat buruk. Mereka hanya me gandalkan Chen Yu Fei dirangking 5 BWF dan He Bingjiao diperingkat 7.

Kedua pemain ini tidak terlalu bersinar tahun ini. Pada ganda putri lebih parah. Dari 10 besar hanya ada 1 pasangan mereka Chen Qinchen/Jia Yifan yang berada diperingkat 1. Padahal ganda putri selalu menjadi langganan juaranya. Mereka jarang kalah di dua sektor ini tunggal putri dan ganda putri.

Begitu pula di beberapa turnamen super series dan super series premier 2018 mereka hanya mampu meraih 1 gelar. Bahkan tidak menyabet gelar. Seperti di Jepang Open 2018 Cina hanya meraih satu gelar yakni pasangan ganda campuran Siwei Zheng/Yaqiong Huang (China) vs Yilyu Wang/Dongping Huang (China) – 21-19, 21-8.

Sedangkan Jepang meriah dua gelar serta Spanyol, Indonesia masing-masing 1 gelar. Begitu pula pada China Open mereka hanya meraih 1 gelar. Berikut juara China Open : Anthony Sinisuka Ginting (Indonesia) vs [3] Kento Momota (Jepang) 23-21, 21-19 Zheng Siwei/Huang Yaqjong (Cina) [1] vs [5] Zhang Nan/Li Yinhui (Cina) 21-16, 21-9 Carolina Marin (Spanyol) [6] vs [5] Chen Yufei (Cina) 21-18, 21-13 Misaki Matsumuto/Ayaka Takahashi (Jepang) [2] vs [8] Mayu Matsumuto/Wakana Nahagara (Jepang) 21-16, 21-12 Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen (Denmark) [8] vs Han Chengkai/Zhou Haodong (Cina) 21-13, 17-21, 21-14.

Memang 2016-2018 Cina benar-benar jungkir balik atau terpuruk. Mereka sudah kalah bersaing. Mampukah mereka bangkit! Itulah pertanyaan klasik. Sampai di turnamen baru-baru ini di Jepang semua pebulutangkis Cina yang ikut turnamen ini keok. Tak satupun yang melenggang ke semi final apalagi final. Sungguh tragis!

Tinggalkan Komentar

Kolom

Mungkin Anda melewatkan ini

Fadli Zon Minta Timses Prabowo – Sandi Full Time

Fadli Zon Minta Timses Prabowo – Sandi Full Time

DPRD Kepri Terima Kunjungan Konsulat Singapura

DPRD Kepri Terima Kunjungan Konsulat Singapura

OTT KPK 2018 : PDI-P Ranking 1

OTT KPK 2018 : PDI-P Ranking 1

Patahkan Rekor Pele, Ronaldo Torehkan 758 Gol dalam Karirnya

Patahkan Rekor Pele, Ronaldo Torehkan 758 Gol dalam Karirnya

Jihadis ISIS yang Ditahan Menjadi ‘Bom Waktu’ bagi Negara-negara Barat

Jihadis ISIS yang Ditahan Menjadi ‘Bom Waktu’ bagi Negara-negara Barat

Tag

Baca Informasi Berita Aktual Dari Sumber terpercaya