Esensinews.com – Paguyuban pelestari budaya Gayatri Kabupaten Tulungagung tampak berkumpul bersama sesepuh untuk menggelar ritual seni berupa Mocopat. Paguyuban yang bergerak melestarikan kebudayaan seni tradisi, cagar budaya dan lainnya itu masih eksis dalam kegiatan yang telah menjadi tradisi di kota marmer.
“Budaya merupakan akar kelompok nasionalis dan mempererat kehidupan bangsa dan negara, melalui Paguyuban ini kita berharap rasa memiliki bangsa ini dapat Di tumbuh kembangkan,” kata Arif Wahyudi sekretaris Paguyuban
Kegiatan Mocopat ini rutin digelar tiap malam Jumat dirumah kadang (Sedulur) anggota Paguyuban, namun beberapa waktu belakangan Mocopat digelar saat ada momen hari besar seperti hari Pancasila dan memperingati hari bersejarah berdirinya bangsa lainnya.
“Tembang mocopat merupakan salah satu kemasan perjuangan dalam menegak lestarikan kehidupan berbangsa dan bernegara,” tambah Arif
Dalam acara yang di rumah Mbah Sutekat yang juga merupakan tokoh sekaligus sesepuh di Desa Sido Mulyo Kecamatan Gondang, segenap komponen Paguyuban turut memberikan sikap politik berupa dorongan dalam bentuk doa spiritual agar tokoh Rizal Ramli dapat terus secara kritis berjuang untuk bangsa
“Bahkan kita berharap beliau jadi cawapresnya Jokowi, mengingat beliau adalah tokoh yang mumpuni dibidang ekonomi,” tambahnya
Paguyuban yang mayoritas beranggotakan sesepuh dengan usia lansia berharap agar budaya Mocopat dapat di regenerasi, meski itu banyak tantangan.
Kita memang kesulitan meregenerasi seni dan budaya Mocopat, kita berharap agar pelestarian budaya seperti ini dapat masuk dalam kurikulum atau setidaknya ekstra kurikuler di sekolah,” harap Arif
Sementara ketua Paguyuban, Agus Hadi Sungkono menegaskan jika kegiatan mocopat merupakan budaya adiluhung.
“Ini asli budaya Jawa yang perlu dijaga untuk mengangkat harkat martabat. Seorang pemimpin harus mengenal budaya, masalah sukses itu tinggal ngikut dan prestasi akan mengalir,” tegasnya
Agus Sungkono juga menyatakan jika Mocopat adalah budaya asli Jawa dengan isi “pelangan” berupa “Ayem tentrem toto titi kerto raharjo”
“Jadi pemimpin harus memegang teguh nilai budaya agar bisa menjaga bangsa dari berbagai kerusakan,” seru Agus.
Jika tak kenal budaya, pemimpin akan membawa kerusakan dengan tumbuhnya kekerasan berupa teroris hingga kerusakan lingkungan.
Dalam kutipan lantunan tembang Mocopat yang di gubah dalam versi maskumambang, lantunan syairnya berbunyi “Opo siro eling Rizal Ramli, Naliko semono. Tokoh ekonomi kuwi, ekonom Kondang kaloko,”.
Jika diterjemahkan bermaksud, Apakah kalian ingat Rizal Ramli, saat Itu yang jadi tokoh ekonomi. Dialah ekonom yang sangat terkenal seantero negeri ini.
Sumber : Jatimtimes